Asri seorang siswa SMP malu memiliki bapak seorang penjual bubur di gerobak. Dia marah karena ketika melihat bapaknya berjualan di sekolahnya, padahal dia pernah meminta ayahnya untuk tidak berjualan di sekolahnya. Sesampai di rumah Asri marah kepada ayahnya. Ayahnya tetap berpendapat bahwa pekerjaannya mulia dan tidak harus ditinggalkan. Asri membandingkan ayahnya dengan ayah Shanti sahabatnya yang seorang pejabat dan selalu dibangga-banggakan Shanti.
Tamin yang bekas serdadu itu, berkemauan keras, membenahi keadaan yang dirasakan tidak beres. Di saat situasi ekonomi yang sulit pada zaman perang dari tetangganya didengarnya tentang keadaan fisik ayahnya yang semakin buruk saja. Oleh karena itu, ia bertekad untuk menebus tanahnya lagi. Ayahnya yang merasa bertanggung jawab terhadap anaknya, jugamenjelaskan tentang tanah itu. Tamin mengerti, memang, perang sangat kejam dan meminta segala korban sampai ia harus pergi. Pergi untuk suatu tujuan membebaskan ayahnya dari belenggu kemiskinan.